Browse: Home > Just for Fun > Sekelumit Kisah dari PLPG
Home »
Just for Fun
»
Sekelumit Kisah dari PLPG
Pendidikan Latihan Profesi Guru (PLPG) merupakan pelatihan yang wajib diikuti oleh peserta sertifikasi guru yang tidak lulus dalam penilaian portofolio. Ketika pertama kali saya menerima surat panggilan pelatihan tersebut, terus terang perasaan saya tidak karuan. Rasa takut, was-was dan cemas tiba-tiba datang, menciutkan pikir dan nyali. Ini karena santernya khabar yang saya dengar dari teman-teman yang sudah lebih dulu mengikuti pelatihan tersebut. Tidak ada yang paling saya takuti, selain harus melakukan peer teaching. Konon katanya, inti dari PLPG adalah "Peer Teaching" yaitu praktek mengajar langsung dimana tujuannya untuk menjajagi kemampuan guru dalam memberikan materi di depan kelas. Hal itu tidak bisa dinilai secara teori kecuali sang Guru harus mempraktekan cara mengajar mereka di depan para tim penilai yang notabene para profesor dan guru besar dari beberapa perguruan tinggi ternama, yang disaksikan oleh segenap peserta PLPG lain. Serr..darah panas tiba-tiba mengalir, ke sekujur tubuh, disusul dengan keringat dingin yang tak henti-hentinya menetes dari pelipis..
Malam itu saya sudah persiapkan semua persyaratan yang harus saya bawa untuk mengikuti pelatihan PLPG, guru mata pelajaran Bahasa Inggris di Bandung. Beberapa berkas seperti: photo copy KTP, SK mengajar pertama dan terakhir, pas photo ukurang 3X4 (4 lembar), RPP, silabus, buku sumber materi, dan tidak ketinggalan beberapa alat peraga yang katanya sangat dibutuhkan ketika Peer teaching. Setelah semuanya di pack dan di kemas dalam tas koper pakaian, untuk beberapa menit aku sempatkan membaca-baca materi yang terkait dengan PLPG.
Hotel Bumi Makmur,Lembang; merupakan tempat saya mengikuti PLPG.selama kurang lebih sepuluh hari, saya dan teman-teman dari Indramayu, berkutat dengan materi materi-materi yang hampir semuanya berhubungan dengan bagaimana cara mengajar yang baik. Ternyata, dan ternyata..woow!! PLPG sungguh mengasyikan. Seribu rasa takut dan cemas yang saya bawa dari rumah seputar PLPG, semuanya gugur. Terus terang saya sangat menikmati semuanya; mulai dari materi, suasana dan tempat, teman-teman,dan tetek bengek pengalaman dengan kawan sekamar yang sepertinya tidak akan saya temukan lagi seumur hidupku. Sungguh sebuah kenangan manis yang berharga sekali. Kalau harus ngomong; siapa sih yang tidak mau? makan enak, tidur di hotel, ilmu di beri, pengalaman di dapat, dan sebagainya-dan sebagainya. Ah, sungguh rugi mereka yang tidak ikut PLPG.
Tentang Peer teaching yang semula menjadi momok menakutkan,... lewaat..!! Pada kenyataannya Peer teaching tidak sengeri apa yang di bayangkan, justru peer teaching menjadi ajang guyon yang sehat dan menyegarkan. Wow..Sungguh sangat berkesan sekali karena peserta yang hampir semuanya berumur diatas 35 tahun, sifat dan tingkahnya kembali lagi menjadi siswa SMP dan kekanak-kanakan, sumpah mereka bersikap pure, tidak dibuat-buat, murni keluar dari jiwa asli mereka.
Sebelum saya lupa, saya ingin tulis juga kisah dimana ketika kami harus menjadi tukang pijat untuk para peserta PLPG , karena (terpaksa)kehabisan bekal. Ah, dasar proletar, belum satu minggu mengikuti PLPG, duit sudah menipis bahkan habis. Puyeng juga kalau harus berhenti merokok, tapi untungnya rekan sekamar saya, pinter memanfaatkan suasana. Kami akhirnya menawarkan diri untuk menjadi tukang pijet, bahkan kami tulis di depan pintu kamar " Pengumuman; Kamar 225 menerima panggilan Pijat". Tidak di sangka ternyata banyak juga peserta yang datang minta di pijet, terutama dari para ibu-ibu. Dasar rezeki, ..duit dapat, asyik pun dapat.. hahaha.. akhirnya kami tidak jadi puasa rokok, karena isi dompet kembali tebal bahkan masih tersisa banyak sampai menjelang pulang..
PLPG, memang mengasyikan. Ingin rasanya ikut lagi..
var addthis_config = {"data_track_clickback":true};
Sekelumit Kisah dari PLPG
Pendidikan Latihan Profesi Guru (PLPG) merupakan pelatihan yang wajib diikuti oleh peserta sertifikasi guru yang tidak lulus dalam penilaian portofolio. Ketika pertama kali saya menerima surat panggilan pelatihan tersebut, terus terang perasaan saya tidak karuan. Rasa takut, was-was dan cemas tiba-tiba datang, menciutkan pikir dan nyali. Ini karena santernya khabar yang saya dengar dari teman-teman yang sudah lebih dulu mengikuti pelatihan tersebut. Tidak ada yang paling saya takuti, selain harus melakukan peer teaching. Konon katanya, inti dari PLPG adalah "Peer Teaching" yaitu praktek mengajar langsung dimana tujuannya untuk menjajagi kemampuan guru dalam memberikan materi di depan kelas. Hal itu tidak bisa dinilai secara teori kecuali sang Guru harus mempraktekan cara mengajar mereka di depan para tim penilai yang notabene para profesor dan guru besar dari beberapa perguruan tinggi ternama, yang disaksikan oleh segenap peserta PLPG lain. Serr..darah panas tiba-tiba mengalir, ke sekujur tubuh, disusul dengan keringat dingin yang tak henti-hentinya menetes dari pelipis..
Malam itu saya sudah persiapkan semua persyaratan yang harus saya bawa untuk mengikuti pelatihan PLPG, guru mata pelajaran Bahasa Inggris di Bandung. Beberapa berkas seperti: photo copy KTP, SK mengajar pertama dan terakhir, pas photo ukurang 3X4 (4 lembar), RPP, silabus, buku sumber materi, dan tidak ketinggalan beberapa alat peraga yang katanya sangat dibutuhkan ketika Peer teaching. Setelah semuanya di pack dan di kemas dalam tas koper pakaian, untuk beberapa menit aku sempatkan membaca-baca materi yang terkait dengan PLPG.
Hotel Bumi Makmur,Lembang; merupakan tempat saya mengikuti PLPG.selama kurang lebih sepuluh hari, saya dan teman-teman dari Indramayu, berkutat dengan materi materi-materi yang hampir semuanya berhubungan dengan bagaimana cara mengajar yang baik. Ternyata, dan ternyata..woow!! PLPG sungguh mengasyikan. Seribu rasa takut dan cemas yang saya bawa dari rumah seputar PLPG, semuanya gugur. Terus terang saya sangat menikmati semuanya; mulai dari materi, suasana dan tempat, teman-teman,dan tetek bengek pengalaman dengan kawan sekamar yang sepertinya tidak akan saya temukan lagi seumur hidupku. Sungguh sebuah kenangan manis yang berharga sekali. Kalau harus ngomong; siapa sih yang tidak mau? makan enak, tidur di hotel, ilmu di beri, pengalaman di dapat, dan sebagainya-dan sebagainya. Ah, sungguh rugi mereka yang tidak ikut PLPG.
Tentang Peer teaching yang semula menjadi momok menakutkan,... lewaat..!! Pada kenyataannya Peer teaching tidak sengeri apa yang di bayangkan, justru peer teaching menjadi ajang guyon yang sehat dan menyegarkan. Wow..Sungguh sangat berkesan sekali karena peserta yang hampir semuanya berumur diatas 35 tahun, sifat dan tingkahnya kembali lagi menjadi siswa SMP dan kekanak-kanakan, sumpah mereka bersikap pure, tidak dibuat-buat, murni keluar dari jiwa asli mereka.
Sebelum saya lupa, saya ingin tulis juga kisah dimana ketika kami harus menjadi tukang pijat untuk para peserta PLPG , karena (terpaksa)kehabisan bekal. Ah, dasar proletar, belum satu minggu mengikuti PLPG, duit sudah menipis bahkan habis. Puyeng juga kalau harus berhenti merokok, tapi untungnya rekan sekamar saya, pinter memanfaatkan suasana. Kami akhirnya menawarkan diri untuk menjadi tukang pijet, bahkan kami tulis di depan pintu kamar " Pengumuman; Kamar 225 menerima panggilan Pijat". Tidak di sangka ternyata banyak juga peserta yang datang minta di pijet, terutama dari para ibu-ibu. Dasar rezeki, ..duit dapat, asyik pun dapat.. hahaha.. akhirnya kami tidak jadi puasa rokok, karena isi dompet kembali tebal bahkan masih tersisa banyak sampai menjelang pulang..
PLPG, memang mengasyikan. Ingin rasanya ikut lagi..
Related Posts by Categories
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Loading
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tulis komentar anda di sini.